Selasa, 28 November 2017

Materi Mengenai Kesekretariatan.

Kesekretariatan merupakan salah satu bagian yang penting dalam organ penyusun sebuah organisasi. Kesekretariatan memegang peran dalam mendokumentasikan perjalanan administratif organisasi, serta menginventarisir semua hal yang berkaitan dengan organisasi. Berikut ini dijelaskan lebih lengkap mengenai kesekretariatan!!!

Download

Minggu, 19 Maret 2017

BIOPOTENSI DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SEBAGAI AGEN IMUNO MODULATOR DAN PERANGSANG PALATABILITAS PAKAN AYAM BROILER

BIOPOTENSI DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA) SEBAGAI AGEN IMUNO MODULATOR DAN PERANGSANG PALATABILITAS PAKAN AYAM BROILER
Afduha N. Syamsi, A.S. Ali, Z. Al Khoir, T.F. Kurnia, U.S. Wijianto

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi tepung daun pepaya dalam ransum terhadap tingkat imunitas dan palatabilitas pakan pada ayam broiler. Penelitian menggunakan DOC sebanyak 100 ekor yang tidak diberi perlakuan apapun selain pakan dan dipelihara selama 35 hari. Pakan basal terdiri dari 60% jagung giling, 30% konsentrat dan 10% dedak. Penelitian menggunakan rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), 4 perlakuan dan 5 ulangan yang diterapkan sebagai berikut : P0: Kontrol; P1: Basal + 2% tepung daun pepaya; P2: Basal + 4% tepung daun pepaya; P3: Basal + 2% tepung daun pepaya. Data yang diamati adalah kadar leukosit darah, konsumsi pakan dan PBBH. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada taraf 5 % dan apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh perlakuan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji Orthogonal Polynomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan penggunaan tepung daun pepaya tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat imunitas dan palatabiltas pakan ayam broiler.
 
Kata kunci: Tepung Daun Pepaya, Ayam Broiler, Imunitas, Palatabilitas.

                                                       ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of papaya leaf powder supplementation in the diet on the level of immunity and palatability of feed in broiler chickens. Studies using DOC as 100 individuals who were not given any treatment other than feed and maintained for 35 days. Basal feed consisted of 60% ground corn, 30% concentrate and 10% bran. Research using experimental design using a completely randomized design (
RAL), 4 treatments and 5 replicates were applied as follows: P0: control; P1: Basal + 2% starch papaya; P2: Basal + 4% papaya leaf powder; P3: Basal + 2% of papaya leaf powder. Observed data is the level of blood leukocytes, feed intake and ADG. Data were analyzed using analysis of variance procedures (ANOVA) with F test at level 5% and if the results of the analysis show that the real effect of the treatment will be followed by a test Orthogonal polynomial. The results showed that treatment with the use of papaya leaf powder did not significantly affect the level of immunity and palatabiltas broiler chicken feed.

Keywords: Papaya Leaf Flour, Broiler Chicken, Immunity, palatability.



PENDAHULUAN
Ayam broiler merupakan ayam yang memiliki pertumbuhan cepat. Pertumbuhan erat hubungannya dengan konsumsi ransum. Ransum yang baik adalah yang dapat meningkatkan palatabilitas atau tingkat kesukaaan ayam terhadap pakan. Semakin tinggi tingkat palatabilitas ayam, maka semakin banyak pakan yang dikonsumsi. Konsumsi yang tinggi menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler lebih cepat.
Umumnya, ayam Broiler sangat rentan terhadap penyakit atau perubahan lingkungan dan perlakuan terhadapnya. Peternak harus memberikan antibiotik untuk menjaga imunitas dari ayam tersebut. Antibiotik umumnya diberikan dalam bentuk kimia dengan cara injeksi secara sub cutan. Antibiotik dalam bentuk kimia memiliki harga yang mahal dan memilki efek samping yang mempengaruhi daging ayam yang nantinya akan dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu perlu dicari alternatif pemberian antibiotik selain dengan zat kimia. Salah satu alternatif pemberian antibiotik pada ayam adalah melalui ransum atau pakan yang akan di berikan. Sumber pakan alami yang mengandung antibiotik adalah daun pepaya. Daun pepaya yang diberikan dengan komposisi yang tepat dapat menjadi sumber antibiotik alami yang murah dan tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi ayam ataupun manusia yang mengkonsumsinya. Daun pepaya sudah terkenal sejak dahulu sebagai tanaman berkhasiat atau herbal yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, mengadung zat yang mampu melawan racun, serta mampu digunakan untuk merangsang nafsu makan (palatabilitas).
Daun pepaya (Carica papaya) mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo-karpaina, glikosid, karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Keberadaan zat papain dan alkaloid khususnya, berfungsi sebagai antibiotik alami yang antara lain meningkatkan system imun dan juga dapat merangsang nafsu makan. Palatabilitas dapat meningkat akibat keberadaan enzim tersebut, selain itu diduga bau khas dan kandungan beta karoten pada daun papaya juga dapat menstimulasi peningkatan palatabilitas ayam terhadap pakan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi penggunaan daun pepaya sebagai agen antibiotik dan perangsang palatabilitas dalam pakan ditinjau dari bobot badan ayam broiler dan daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi ilmiah mengenai biopotensi daun pepaya (Carica papaya) sebagai peningkat palatabilitas dan peningkat sistem imun ayam Broiler.
Manfaat penelitian adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan daun pepaya sebagai pakan ternak yang murah dan mudah dilakukan dan mengoptimalkan performans kesehatan ternak melalui pemanfaatan daun pepaya sebagai agen imuno modulator dan perangsang palatabilitas.


METODE PENDEKATAN
Materi penelitian meliputi alat dan bahan. Alat yang digunakan meliputi kandang, sarana produksi ternak dan seperangkat alat analisis data. Bahan yang digunakan meliputi DOC ayam broiler, desinfectan, sekam, tepung daun pepaya (jenis kalifornia) dan pakan (Basal terdiri dari jagung giling 60%, Konsentrat 30% dan dedak 10%). 
Penelitian dilakukan dengan metode experimental secara in vivo. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan bobot badan ayam broiler dan tingkat imun ayam broiler (AOAC, 1990). Penelitian dilaksanakan dengan metode experimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Steel dan Torrie, 1993). Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, perlakuan yang diuji adalah :
R0 = Ransum kontrol + 0% daun papaya
R1 = Ransum kontrol + 2% daun papaya
R2 = Ransum kontrol + 4% daun papaya
R3 = Ransum kontrol + 6% daun papaya
 Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam menurut Steel dan Torrie (1993) dengan model matematik :
(Yij = μ +τ i + εij)
Yij   = nilai pengamatan dari prlakuan ke i dan ulangan ke j.
μ     = nilai tengah populasi.
Ï„ i     = pengaruh perlakuan ke i.
εij    = pengaruh galat percobaan.

Bila berpengaruh nyata (p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Orthogonal Polynomial.
     Pertambahan bobot badan diperoleh melalui pengukuran atau penimbangan bobot badan tiap minggu. PBBH didapatkan dengan bobot akhir dikurangi dengan bobot awal dan dibagi dengan lama pemeliharaan. Konsumsi pakan didapatkan melalui pencatatan pemberian dikurangi sisa pakan setiap harinya. Sedangkan tingkat imunitas diukur melalui sampel darah atau profil hematologi yang dianalisis di laboratorium Biofit Purwokerto. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisis ragam. Jika terdapat pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Orthogonal Polynomial (Steel and Torrie, 1993).

              Tabel 1. Analisis Ragam
Sumber
Variansi

JK

DB

KT

F Hitung

F Tabel

0.05     0.01
Perlakuan
    JKPrl
5
JKPrl/5
KTPrl/KTG
s = …..
Galat
    JKG
12
JKG/12

    KK = %
Total
    JKT
17




Kriteria penerimaan hipotesis apabila p > 0,05 maka H0 diterima artinya tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan, sedangkan jika p < 0,05 maka H1 diterima artinya ada perbedaan nyata antar perlakuan. Jika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Orthogonal Polynomial (Steel and Torrie, 1993).
Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2013, sedangkan pemeliharaan dilakukan sejak tanggal 2 April hingga 8 Mei 2013 dilaksanakan di experimental farm Unsoed dan analisis kadar leukosit darah dilakukan di Laboratorium Biofit Purwokerto. Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu pra penelitian, penelitian/pemeliharaan dan analisis data. Tahap pra penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2013 hingga 1 April 2013, meliputi persiapan materi dalam bentuk alat dan bahan seperti kandang, persiapan sarana produksi ternak, pakan, pencarian daun pepaya dan DOC ayam juga pembuatan tepung daun pepaya. Daun pepaya berasal dari jenis pepaya California di keringkan dibawah sinar matahari selama 5-7 hari, kemudian digiling. Tahap penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 April hingga 8 Mei 2013, merupakan pemeliharaan dan perlakuan percobaan pada ayam dalam skat kandang yang terpisah dan terdiri dari 20 percobaan dengan satuan contoh sebanyak 5 ekor. Tepung daun pepaya disuplementasi dalam pakan basal dan diberikan  dua
 kali sehari tepatnya pada pagi dan sore hari. Pemberian dan sisa pakan terus dicatat untuk mendapatkan konsumsi pakan ayam yang dilakukan terus menerus sampai 35 hari. Ayam hanya divaksin pada umur 7 hari atau sebelum perlakuan dilaksanakan, tidak diberi vitamin dan antibiotik. Setelah lewat dari umur 7 hari ayam tidak diberi perlakuan apapun kecuali perlakuan pakan, pada hari ke 35, ayam dipuasakan untuk diambil sampel darah keesokan harinya. Sampel darah diambil sebanyak 5 ml dan ayam tidak dipacu penyakit selama masa pemeliharaan. Tahap ketiga yaitu Tahap analisis kimia dan data analisis darah dilakuan di Laboratorium Biofit Purwokerto. Sampel darah yang dianalisa adalah sebanyak 40 sampel dan diambil rata-rata untuk analisis data dan diikuti dengan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan, tahap tersebut dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 2013 hingga monev external dilaksanakan yaitu tanggal 23 Juli 2013.
            Instrumen penelitian yang dikumpulkan adalah bobot badan ayam yang diukur setiap satu minggu sekali dan tujuanya adalah mendapatkan data tentang PBBH. Selain itu juga pengumpulan data pemberian pakan dan sisa pakan setiap hari untuk mengetahui konsumsi pakan ayam yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan ayam (palatabilitas) terhadap pakan. Ayam tidak dipacu penyakit selama masa pemeliharaan, sehingga untuk mengetahui tingkat imunitas, instrumen terakhir yang dikumpulkan adalah kadar leukosit darah ayam bukan titer antibodi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
            Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun pepaya dalam ransum terhadap imunitas dan palatabilitas 100 ekor ayam broiler yang diberikan perlakuan dengan level berbeda selama 35 hari pemeliharaan. Pengamatan dilakuakan pada tiga instrumen penelitian yaitu kadar leukosit darah, konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan harian ayam. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 3, 4 dan 5.

Tabel 2. Tabulasi Data Kadar Leukosit Darah Ayam Broiler
          |             Ulangan             |Total | Rataan| Standar
Perlakuan | 1      2      3      4      5   |      |       | Deviasi
---------------------------------------------------------------------  P0     |249.1  271.6  280.6  245.7  266.0 |1313.0|262.60| 14.87
   P1     |266.5  267.7  259.3  278.5  268.1 |1340.1|268.02|  6.86
   P2     |260.6  299.8  255.3  266.8  262.4 |1344.9|268.98| 17.72
   P3     |274.6  290.2  277.8  271.4  286.9 |1400.9|280.18|  8.05
--------------------------------------------------------------------
  Total   |                                  |5398.9|269.95

Tabel 3. Tabulasi Data Konsumsi Pakan
          |             Ulangan            |  Total| Rataan |  Standar
Perlakuan | 1      2      3      4      5  |       |        |  Deviasi
----------------------------------------------------------------------
   P0    |94.76  93.13  94.49  94.98  81.16 |458.52 |91.704 |5.938
   P1    |87.22  95.96  95.67  96.11  95.83 |470.79 |94.158 |3.882
   P2    |94.93  95.65  94.45  93.68  93.68 |472.39 |94.478 |0.844
   P3    |94.45  96.47  95.31  93.62  94.97 |474.82 |94.964 |1.056
----------------------------------------------------------------------
  Total  |                                  |1876.52|93.82

Tabel 4. Tabulasi Data PBBH
          |        Ulangan                   |  Total|  Rataa|Standar
Perlakuan |  1      2      3      4      5   |       |       | dviasi
---------------------------------------------------------------------
   P0     |46.12  45.18  46.83  46.35  49.21 |233.69 |46.738 |1.507
   P1     |49.84  44.70  43.95  44.64  45.25 |228.38 |45.676 |2.373
   P2     |44.64  45.63  44.51  43.67  41.92 |220.37 |44.074 |1.391
   P3     |45.66  47.27  44.94  43.09  43.79 |224.75 |44.950 |1.635
---------------------------------------------------------------------
  Total   |                                  |907.19 |45.359
            Data yang telah ditabulasikan di analisa menggunakan analisis ragam. Hasil analisis kadar leukosit darah, konsumsi pakan dan PBBH menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F tabel atau P > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 diterima atau tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan.

Tabel 5. Analisis Ragam Kadar Leukosit Darah
Sumber   | Derajat  Jumlah      Kuadrat         F            F  Tabel   
 Variasi  | Bebas    Kuadrat     Tengah       Hitung       0.05    0.01
--------------------------------------------------------------------------
Perlakuan |   3      816.7055      272.2352    1.6834      3.24    5.29
Error     |  16     2587.4440      161.7152               SD  =   12.717
--------------------------------------------------------------------------
Total     |  19     3404.1495                             KK  =

Menurut Susetyo dan Wibowo (2008) sistem kekebalan tubuh atau antibodi dapat muncul akibat adanya penyakit yang menyerang ternak, oleh karena itu dalam penelitian ini imunitas tidak diukur berdasarkan titer antibodi, tetapi dengan kadar leukosit karena ayam tidak diberikan perlakuan pemacuan penyakit. Kadar leukosit pada ayam yang diberi perlakuan P3 memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 28.018/mm3, namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan yang lainya P > 0,05. Harahap (2008) mengatakan bahwa kadar leukosit normal ayam broiler berkisar antara 12.000 – 30.000/mm3, hal tersebut tidak jauh berbeda dengan data hasil pengamatan. Menurut Widjiastuti (2009), daun pepaya memiliki senyawa atau enzim papain dan alkaloid yang seharusnya dapat meningkatkan sistem antibodi karena bersifat antibiotik. Dharmawan (2002) mengatakan bahwa peningkatan nilai leukosit dari jumlah normal menandakan terjadinya infeksi sedangkan penurunan leukosit menandakan depresi sumsum tulang, yang diakibatkan oleh infeksi viral atau reaksi toksik terhadap agen kimia. Fluktuasi jumlah leukosit cukup besar pada kondisi tertentu seperti cekaman, stress, kekurangan pakan atau penyakit. Ayam yang terinfeksi penyakit kadar leukositnya akan meningkat (Hodge et.al, 2002) dan titer antibodi yang tinggi (Susetyo dan Wibowo, 2008) sebagai bentuk pertahanan tubuh.
                   Tabel 6. Analisis Ragam Konsumsi Pakan
Sumber   | Derajat  Jumlah      Kuadrat         F          F  Tabel   
 Variasi  | Bebas    Kuadrat     Tengah       Hitung       0.05    0.01
-----------------------------------------------------------------------
Perlakuan |   3       31.6663       10.5554    0.8095      3.24    5.29
Error     |  16      208.6282       13.0393               SD  =    3.611
-----------------------------------------------------------------------
Total     |  19      240.2945                           KK  =    3.849 %





Tabel 7. Analisis Ragam PBBH
Sumber   | Derajat  Jumlah      Kuadrat         F          F  Tabel   
 Variasi  | Bebas    Kuadrat     Tengah       Hitung       0.05    0.01
--------------------------------------------------------------------------
Perlakuan |   3       19.1032        6.3677    2.0364      3.24    5.29
Error     |  16       50.0307        3.1269               SD  =    1.768
--------------------------------------------------------------------------
Total     |  19       69.1339                             KK  =    3.898 %
            
          Rataan konsumsi pakan tertinggi adalah pada ayam yang diberi perlakuan P3 yaitu 94,965 gram per hari, tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan lainya P > 0,05. Menurut Syamsuhidayat dan Hutapea (1991), daun papaya memiliki bau yang khas sehingga dapat merangsang nafsu makan atau peningkatan palatabilitas dari ayam. Oleh karena itu, ayam yang diberi perlakuan P3 seharusnya menunjukkan nilai yang signifikan dibandingkan dengan P0, P1 dan P2. Menurut  Widjastuti (2009), palatabilitas pakan ayam terhadap pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan, karakteristik pakan (warna,bau dan bentuk), fisiologis ternak, suhu lingkungan dan konsumsi air.
PBBH ayam rata-rata tertinggi adalah pada ayam kontrol atau P0 yaitu 46,738 gram per hari, tetapi juga tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan lainya P > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi yang tinggi pada perlakuan P3 tidak diikuti dengan pertambahan bobot badan yang nyata dibandingkan dengan kontrol, P1 dan P2. Rasyaf (2003) mengatakan bahwa  faktor pendukung pertumbuhan ayam broiler adalah makanan yang menyangkut kualitas dan kuantitasnya, suhu, ayam broiler akan tumbuh optimal pada temperatur lingkungan 19-210C dan pemeliharaan, menyangkut sistem menajemen yakni pola pemeliharaan intensif yang berhubungan dengan pola pemberian ransum, perawatan kesehatan ayam dan kebersihan kandang. Menurut Bell dan Weaver (2002) bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah galur ayam, jenis kelamin dan faktor lingkungan yang mendukung. Pengukuran bobot badan dapat menjadi salah satu kriteria untuk mengukur pertumbuhan pada ayam broiler. Sesuai dengan pendapat Yunilas (2005) bahwa pertambahan bobot badan merupakan manifestasi dari pertumbuhan yang dicapai selama penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengunaan tepung daun pepaya tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat imunitas dan palatabilitas pakan ayam broiler. Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian ulang dan lebih lanjut tentang biopotensi daun pepaya sebagai bahan suplemen dalam pakan ayam broiler.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan Ke-1. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor. Hal : 319 -320.
A.O.A.C. 1990. Official Methode of Analysis. Association of Official Agricultural Chemist. Agricultural Chemicals; Contaminants and Drugs. Vol 2. Association of Official Agricultural Chemist., Inc. Virginia USA.
Bell, D. & Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. Kluwer Academic  Publishers, New York.
Church, D. C. 1991. Livestock Feed and Feeding. Durhan and Cowney, Inc. Portland. Oregon.
Dharmawan NS. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner (Hematologi Klinik). Cetakan II. Pelawa Sari.Denpasar.
Harahap, Z. H. 2008. “Gambaran Leukosit Darah Ayam Broiler yang Diberi Pakan dengan Suplementasi Serbuk Bawang Putih, Serbuk Kunyit dan Zno”. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan.IPB.
Hodge G, Hodge S, Han P. 2002. “Allium sativum (garlic) suppresses leukocyte inflammatory cytokine production in vitro: potentiatial therapeutic use in the treatment of inflamatory bowel dieseas”. Cytometry. 48: 15-209.
Maynard, L. A., J. K. Loosly, H. F. Hinzt and R. G. Warner. 1979. Animal Nutrition. 7thEd. Lea and Febiger. Philadelphia. USA.
NRC. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. 9thEd. National Academy of Science. Washington DC.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Rasyaf, M. 2003. Makanan Ayam Broiler. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.
Riana, A. 2010. Pemberian Jamu Meningkatkan Produktifitas Ayam Pedaging. Makalah LKS Tingkat propinsi Jabar 2010.
Saleh, E. 1984. Palatabilitas Bahan Ransum dan Faktor-faktore yang mempengaruhinya. IPB. Bogor.
Sharma, V.C. dan O. N. Ogbeide. 1991. Renewable Energy Resource For The Production Of Alchohol Fuels 7 (10): 871 -873.
Soranta,W.E. 2008. Skripsi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pepaya (carica papaya ) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus multiresisten antibiotik. Universitas muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika suatu Pendekatan Biometrik. Edisi ke 2. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Susetyo, Ukon dan M. H. Wibowo. “Perbandingan Titer Antibodi Ayam Broiler yang Divaksin pada Umur & dan 14 Hari Menggunakan vaksin Avian Influenza Heterolog Subtipe H5N2”. J. Sain. Vet. Vol. 26. No.2.No: 78-87.
Syamsuhidayat, S. J. R. Hutapea. 1991. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Tillman, A. D., H., Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Kelima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Widjastuti,T.2009.” Pemanfaatan Tepung Daun Pepaya (Carica Papaya.L L Ess) Dalam Upaya Peningkatan Produksi Dan Kualitas Telur Ayam Sentul”. Jurnal Agroland. Vol.16 (3). Hal: 268-173.
Yunilas, 2005. “Performans ayam broiler yang diberi berbagai tingkat protein hewani dalam ransum”. Jurnal Agribisnis Peternakan, 1(1).


 



Karya Mahasiswa dalam Tugas Terstruktur Mata Kuliah Manajemen Ternak Perah 2017